Assunnah.ID https://www.assunnah.id/ Media beramal jariyah dengan dakwah sunnah Wed, 26 Oct 2022 14:22:12 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.0.3 https://www.assunnah.id/wp-content/uploads/2019/09/cropped-dummy-profile-pic-300x300-32x32.png Assunnah.ID https://www.assunnah.id/ 32 32 Kenapa Harus Berorganisasi & Berpecah Belah? https://www.assunnah.id/2022/10/31/kenapa-harus-berorganisasi-berpecah-belah/ https://www.assunnah.id/2022/10/31/kenapa-harus-berorganisasi-berpecah-belah/#respond Mon, 31 Oct 2022 17:05:54 +0000 https://www.assunnah.id/?p=1005 Allah dan rasul-Nya telah melarangnya. لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolong-golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu kepada

The post Kenapa Harus Berorganisasi & Berpecah Belah? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Allah dan rasul-Nya telah melarangnya.

لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolong-golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah. Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”

– QS. Al-An’am [6]: 159

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”

– QS. Ar-Ruum: 32

Apakah organisasi memecah belah? Lihat saja NU x Muhammadiyah, NU x FPI, NU x Salafi (Salafi bukan organisasi btw), FPI x Salafi. ✅

Apakah mereka bangga dengan atribut mereka? ✅

Apakah mereka bentrok atau minimal bermusuhan dengan salah satu atau beberapa kelompok lain dalam agama mereka? ✅

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

– QS Al-Fath:29

Demikian… tidak berada dalam golongan-golongan, dan mengasihi siapapun yang berada dalam lingkaran muslim, akan lebih dekat pada “1 golongan yang rasulullah dan para sahabat berada di atasnya, Insya Allah.”

وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

“Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.”

– QS. Al-Mu’minuun: 52

The post Kenapa Harus Berorganisasi & Berpecah Belah? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/10/31/kenapa-harus-berorganisasi-berpecah-belah/feed/ 0
Bagaimana Membuktikan Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah? https://www.assunnah.id/2022/10/26/bagaimana-membuktikan-keberadaan-tuhan-secara-ilmiah/ https://www.assunnah.id/2022/10/26/bagaimana-membuktikan-keberadaan-tuhan-secara-ilmiah/#respond Wed, 26 Oct 2022 14:21:42 +0000 https://www.assunnah.id/?p=1009 Sebelum saya menjawab, saya ingin bertanya tentang sesuatu hal kepada anda, terutama orang-orang Atheis. Cukup di jawab dalam hati. Pertanyaannya: Bagaimana jika ada seseorang datang kepada anda sembari berkata “Saya melihat dan mendapati buku ini muncul

The post Bagaimana Membuktikan Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Sebelum saya menjawab, saya ingin bertanya tentang sesuatu hal kepada anda, terutama orang-orang Atheis. Cukup di jawab dalam hati. Pertanyaannya:

Bagaimana jika ada seseorang datang kepada anda sembari berkata “Saya melihat dan mendapati buku ini muncul tiba-tiba dan ada begitu saja di hadapan saya”.

Nb: Ya, maksudku memang muncul “tuiiinggg…” begitu, tiba-tiba secara ajaib di hadapannya, dari ketiadaan lalu tiba-tiba ada.

Buku/Majalah, or whatever lah…

 

Atau bagaimana jika ada seseorang yang berkata bahwa “Buku ini (diatas) dibuat oleh alam secara alamiah melalui proses berjuta tahun.”

Jadi, bagaimana menurut pendapat anda tentang dua pertanyaan diatas? Saya berani bertaruh, anda akan berfikir:

“tidak mungkin”, atau “orang ini gila”, atau “mengkhayal nih si kawan”, atau “nebar hoax kira-kira dong…” atau apapun yang menolak apa yang telah di katakan orang tersebut. Atau malah anda akan berkata kepada saya “pertanyaan anda itu pertanyaan bodoh“?

Yah, intinya kita semua tau bahwa tidak mungkin ada buku yang bisa muncul secara tiba-tiba dari tidak ada, lalu menjadi ada. Juga buku yang tercipta melalui proses berjuta tahun. Sebagai contohnya buku di atas.

  • Tidak mungkin buku bisa tiba-tiba muncul begitu saja tanpa ada yang membuatnya,
  • tidak mungkin gambar dan foto itu tiba-tiba ada begitu saja di buku itu.
  • Tidak mungkin nomor halaman itu bisa muncul begitu saja di buku itu,
  • Dan tidak mungkin pula alam mampu membuat sebuah buku lengkap dengan huruf-huruf yang terangkai secara rapi hingga kita mampu membacanya. Bahkan meski melalui proses berjuta tahun, alam tak akan mampu membuat buku ini.

Apakah menurut anda itu masuk akal? Tentu tidak, anda akan menganggap itu takhayul.

Dan saya setuju dengan anda bahwa buku tidak mungkin muncul begitu saja dari ketiadaan menjadi ada. Dan apakah anda yakin buku tersebut bisa tercipta melalui proses alami bahkan meski prosesnya melalui jutaan tahun?

Jelas, buku itu ada karena ada sebuah “kecerdasan” yang membuat dan merancang buku tersebut menjadi ada dan bisa kita baca. Kecerdasan itu kita sebut dengan:

MANUSIA!


Oke, sekarang bagaimana dengan DNA (asam deoksiribonukleat)?

Bagaimana Membuktikan Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah

DNA itu semacam materi genetik yang menurunkan sifat-sifat tertentu pada makhluk, dan menentukan tentang sifat dan ciri khas makhluk. Seperti warna rambut, model kuku, warna kulit, mata, model rambut (lurus, keriting, ikal) dsb. Ilmuwan menyebutnya dengan istilah “Buku Instruksi Kehidupan“. Buku ini sangat sangat komprehensif.

DNA adalah informasi genetik yang terdapat pada setiap makhluk hidup. DNA ini mengatur dan menginstruksikan sel-sel bagaimana caranya kita tumbuh berkembang dan berfungsi. Jika anda melihat rambut orang lain berwarna pirang, hitam atau putih, atau mata seseorang berwarna hitam, biru, kuning, coklat, dsb dari beragam macam bentuk kehidupan termasuk cara kerjanya, maka semua itu telah ditulis dalam sebuah buku yang menakjubkan yang disebut DNA.

Pertanyaan selanjutnya:

Jika anda tidak percaya bahwa Buku / majalah di atas tercipta secara tiba-tiba dari ketiadaan menjadi ada, jika anda tidak percaya alam mampu membuat buku bertuliskan bahasa, lantas bagaimana dengan Buku Instruksi Kehidupan? Yang jelas-jelas lebih komprehensif, lebih rumit dan lebih komplit dari buku di atas?

Bagaimana Membuktikan Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah

Jika anda benar-benar konsisten dengan ucapan anda sebelumnya bahwa Buku itu tidak mungkin ada secara tiba-tiba dan kebetulan, bahkan melalui proses alami berjuta tahun, tidak akan mungkin terlontar dari mulut anda bahwa DNA tercipta secara tiba-tiba dan kebetulan, atau melalui proses evolusi.

Apakah anda pikir DNA bisa muncul begitu saja secara tiba-tiba? Secara kebetulan?

Tidakkah anda berfikir bahwa ini terlalu rumit bagi alam (jika anda percaya pada teori evolusinya Darwin) untuk menciptakan Buku Instruksi Kehidupan ini?

Faktanya, tidak mungkin sebuah kecerdasan (DNA) tercipta jika tidak ada sebuah kecerdasan lain yang merancang dan menciptakannya. Pasti harus ada. Dan saya memanggilnya dengan nama

Allah!

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.

– QS Al-Mulk: 2

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allâh) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

– QS adz-Dzâriyât: 20-21

Demikian, semoga Allah memberimu hidayah.

The post Bagaimana Membuktikan Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/10/26/bagaimana-membuktikan-keberadaan-tuhan-secara-ilmiah/feed/ 0
Adakah Wahyu yang Tidak Disampaikan Rasulullah Muhammad ﷺ? https://www.assunnah.id/2022/10/22/adakah-wahyu-yang-tidak-disampaikan-rasulullah-muhammad-%ef%b7%ba/ https://www.assunnah.id/2022/10/22/adakah-wahyu-yang-tidak-disampaikan-rasulullah-muhammad-%ef%b7%ba/#respond Sat, 22 Oct 2022 16:59:31 +0000 https://www.assunnah.id/?p=1002 Ingatlah khutbah terakhir nabi Muhammad ﷺ pada 9 Zulhijjah Tahun 10 Hijriah di Lembah Uranah, Gunung Arafah, di haji wada’, yaitu haji perpisahan. Yang mana menjadi pertanda bahwa telah usainya tugas nabi ﷺ sebagai rasul

The post Adakah Wahyu yang Tidak Disampaikan Rasulullah Muhammad ﷺ? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Ingatlah khutbah terakhir nabi Muhammad ﷺ pada 9 Zulhijjah Tahun 10 Hijriah di Lembah Uranah, Gunung Arafah, di haji wada’, yaitu haji perpisahan. Yang mana menjadi pertanda bahwa telah usainya tugas nabi ﷺ sebagai rasul di dunia, juga merupakan tahun terakhir dimana Rasulullah ﷺ menginjakkan kakinya di Bumi. Juga menjadi pertanda bahwa azal beliau telah dekat, dan bercucuran air mata para sahabat karena mereka tau, bahwa mereka akan berpisah dengan Rasulullah ﷺ.

Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ketika matahari telah condong ke barat, beliau mengendarai Qashwa’ (salah satu nama unta beliau) menuju ke tengah lembah lalu berkhutbah,

‘Sesungguhnya darah dan harta benda kalian adalah suci bagi kalian sebagaimana sucinya hari, bulan, dan negeri ini. Ingatlah semua perkara jahiliyah telah terhapus di bawah telapak kakiku (Syarh an-Nawawi, 8/432; Syarh al-Abi, 4/255, Fathul Muluk al-Ma’bud, 2/18), demikian pula darah jahiliyah.’

‘Sesungguhnya darah yang pertama kali lenyap dari kita adalah darah Rabi’ah bin Harits yang disusui oleh wanita Bani Sa’ad. Dia telah dibunuh oleh Hudzail.’

‘Riba Jahiliyah juga telah terhapus. Riba pertama yang terhapus adalah riba Abbas bin Abdul Muthalib, terhapus semuanya.’

‘Bertakwalah kepada Allah terhadap istri-istri kalian karena kalian telah menikahinya dengan perlindungan Allah. Kalian telah menghalalkan faraj (kemaluan) mereka dengan kalimat Allah.’

‘Sedangkan hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh membawa seorang pun yang kamu benci ke tempat tidur kalian.’ (Syarh an-Nawawi, 8/433; Syarh al-Abi, 4/256, Fathul Muluk al-Ma’bud, 2/19)

‘Apabila mereka melakukan hal tersebut, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras lagi tidak menyakiti.’ (Syarh an-Nawawi, 8/434; Fathul Muluk al-Ma’bud, 2/19)

‘Sementara hak mereka atas kalian adalah mendapatkan rezeki dan pakaian yang baik.’

‘Sungguh telah aku tinggalkan untuk kalian Kitabullah yang jika kalian berpegang teguh dengannya niscaya kalian tidak akan pernah tersesat.’

Nabi juga berkata kepada para sahabatnya:

أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ؟

“Bukankah sudah kusampaikan?”

Para sahabat serentak menjawab. ‘Ya, kami bersaksi bahwa Anda telah menyampaikannya’.’

‘Kemudian beliau bersabda seraya mengangkat jari telunjuknya ke langit dan mengarahkannya kepada khalayak,

اللَّهُمَّ اشْهَدْ

‘Ya Allah, saksikanlah…! Ya Allah, saksikanlah…! Ya Allah, saksikanlah…!’ ’ (HR. Muslim No. 1218)

Di tempat itu terdapat sejumlah besar manusia yang tidak bisa diketahui jumlahnya kecuali hanya Allah ‘azza wajalla yang tahu.’ (Ada yang mengatakan jumlahnya mencapai 130.000 orang.’ (Fathul Muluk al-Ma’bud, 2/105)

Pada hari Arafah pula, tepatnya pada hari Jumat, Allah ‘azza wajalla menurunkan wahyu-Nya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Al-Bukhari No. 3016, 3017), yang menyempurnakan seluruh wahyu yang telah Allah turunkan, yang bahkan membuat Yahudi merasa iri. Wahyu tersebut adalah:

لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah: 3)

Inilah wahyu yang membuat Yahudi merasa iri kepada umat Islam.

Dalam shahihain (Bukhari-Muslim), ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada ‘Umar,

آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا . قَالَ أَىُّ آيَةٍ قَالَ ( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا ) . قَالَ عُمَرُ قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عل يه وسلم – وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ

“Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ‘ied).” “Ayat apakah itu?” tanya ‘Umar. Ia berkata, “(Ayat yang artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” ‘Umar berkata, “Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri di ‘Arafah pada hari Jum’at.” (HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017)

Dari khutbah ini sesungguhnya kita bisa mengetahui bahwa tidak ada wahyu dari Allah yang tidak disampaikan oleh Rasulullah Muhammad ﷺ. Semua telah disampaikan, baik yang hitam dan yang putih, yang gelap juga yang terang. Bahkan perkara yang abu-abu (samar/syubhat) pun telah dijelaskan. Tidaklah layak bagi seorang Rasul Allah untuk menyembunyikan apa yang telah Allah wahyukan kepada hambanya, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٧

‘Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti), kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.’

– QS Al-Maidah: 67

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Barang siapa yang beranggapan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan sesuatu yang telah Allah turunkan, sungguh ia telah berdusta besar terhadap Allah. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman sebagaimana dalam QS Al-Maidah: 67 diatas (Sahih, HR. Muslim),

Adakah wahyu Allah yang tidak tertuang di dalam Al-Quran, dan hanya ada di dalam ingatan nabi Muhammad saja?

Mereka yang berkata “Saya yakin ada (wahyu yang hanya ada dalam ingatan beliau dan tidak disampaikan kepada sahabat dan umat). Dan mungkin saja ada wahyu yang tidak dituliskan dalam Qur’an.”, sungguh ia telah berkata dengan perkataan dusta yang besar terhadap Allah, sekaligus memfitnah nabi Muhammad bahwa beliau telah lalai dalam menyampaikan amanat dari Allah. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٧

‘Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti), kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.’

– QS Al-Maidah: 67

Dan rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak mungkin membangkang atas amanat dari tuhannya. Semua telah disampaikan, baik dalam bentuk wahyu langsung dari Allah (Alquran) maupun dalam bentuk penjelasan nabi Muhammad (hadits).

The post Adakah Wahyu yang Tidak Disampaikan Rasulullah Muhammad ﷺ? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/10/22/adakah-wahyu-yang-tidak-disampaikan-rasulullah-muhammad-%ef%b7%ba/feed/ 0
Jika Tak Ada Lagi Nabi, Siapakah Pewaris Para Nabi? https://www.assunnah.id/2022/10/18/jika-tak-ada-lagi-nabi-siapakah-pewaris-para-nabi/ https://www.assunnah.id/2022/10/18/jika-tak-ada-lagi-nabi-siapakah-pewaris-para-nabi/#respond Tue, 18 Oct 2022 16:58:52 +0000 https://www.assunnah.id/?p=999 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَا دِنَا ۚ فَمِنْهُمْ ظَا لِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ  ۚ وَمِنْهُمْ سَا بِقٌ بِۢا لْخَيْرٰتِ بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang

The post Jika Tak Ada Lagi Nabi, Siapakah Pewaris Para Nabi? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَا دِنَا ۚ فَمِنْهُمْ ظَا لِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ  ۚ وَمِنْهُمْ سَا بِقٌ بِۢا لْخَيْرٰتِ بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.”

– QS. Fatir: 32

Siapa mereka orang terpilih yang lebih dulu berbuat kebaikan dengan izin Allah? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا

وَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.”

(Hadits ini diriwayatkan Al-Imam At-Tirmidzi di dalam Sunan beliau no. 2681, Ahmad di dalam Musnad-nya (5/169), Ad-Darimi di dalam Sunan-nya (1/98), Abu Dawud no. 3641, Ibnu Majah di dalam Muqaddimahnya dan dishahihkan oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan: “Haditsnya shahih.” Lihat kitab Shahih Sunan Abu Dawud no. 3096, Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 2159, Shahih Sunan Ibnu Majah no. 182, dan Shahih At-Targhib, 1/33/68)

Kenapa ulama? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمِنَ النَّا سِ وَا لدَّوَآ بِّ وَا لْاَ نْعَا مِ مُخْتَلِفٌ اَ لْوَا نُهٗ كَذٰلِكَ ۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَا دِهِ الْعُلَمٰٓ ؤُا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ

“Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.”

(QS. Fatir 35: Ayat 28)

The post Jika Tak Ada Lagi Nabi, Siapakah Pewaris Para Nabi? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/10/18/jika-tak-ada-lagi-nabi-siapakah-pewaris-para-nabi/feed/ 0
Syubhat-syubhat Ingkar Sunnah: Merasa Agamanya Paling Benar; Mengutamakan Kelompoknya Seniri https://www.assunnah.id/2022/10/11/syubhat-syubhat-ingkar-sunnah-merasa-agamanya-paling-benar-mengutamakan-kelompoknya-seniri/ https://www.assunnah.id/2022/10/11/syubhat-syubhat-ingkar-sunnah-merasa-agamanya-paling-benar-mengutamakan-kelompoknya-seniri/#respond Tue, 11 Oct 2022 21:21:19 +0000 https://www.assunnah.id/?p=995 Beberapa syubhat dibawah sering di lontarkan oleh kaum ingkar sunnah aka Quranis dalam upaya mereka memunculkan keragu-raguan di tengah kaum muslimin terhadap agamanya. 1. Sok merasa Islam-lah Agama yang paling benar, sehingga merendahkan umat agama

The post Syubhat-syubhat Ingkar Sunnah: Merasa Agamanya Paling Benar; Mengutamakan Kelompoknya Seniri appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Beberapa syubhat dibawah sering di lontarkan oleh kaum ingkar sunnah aka Quranis dalam upaya mereka memunculkan keragu-raguan di tengah kaum muslimin terhadap agamanya.

1. Sok merasa Islam-lah Agama yang paling benar, sehingga merendahkan umat agama lain.

Bantahan: Banyak manusia mengaku Islam, mengaku beriman pada Allah dan hari akhir, tapi kok ragu dengan kebenaran agamanya sendiri!?

Orang-orang seperti ini biasanya adalah orang-orang munafik. Menggaku Islam tapi di hati niatnya ingin merusak dan menghancurkan Islam. Buktinya, mereka menyebar syubhat seperti ini untuk memunculkan keragu-raguan di hati umat akan kebenaran Islam.

Untuk di camkan, Tidak ada muslim yang pantas disebut muslim jika ia masih meragukan kebenaran agamanya sendiri, masih meragukan kebenaran Alquran. Merasa agamanya yang paling benar? Ya iyalah, agama Islam yang paling benar.

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.

مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَٰلِكَ لَا إِلَىٰ هَٰؤُلَاءِ وَلَا إِلَىٰ هَٰؤُلَاءِ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلًا

Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.

QS An-Nisa: 142–143

Lagipula, menganggap agama saya paling benar bukan berarti merendahkan agama lain (QS Al-An’am: 108). Karena umat lain pun merasa Agamanya-lah paling benar. Bahkan ada juga umat agama lain yang merendahkan agama islam.

2. Fokus hanya pada ritual menyembah Tuhannya, dan tidak perduli mengganggu orang lain.

Agama-agama lain juga punya ritual menyembah Tuhannya sendiri. Hindu, Kristen, Yahudi, dan banyak agama memiliki syariat yang pasti mau gak mau mengganggu umat “server sebelah”. Kristen dengan loncengnya, drum band, nyanyi-nyanyian kebaktian, dsb. Yahudi dengan Shema Yisrael nya, Hindu dengan Nyepi yang kalau saya ngekost di Bali, kondisinya bisa lebih ekstrim ketimbang bulan Ramadhan.

Tapi dalam ranah ibadah, yang paling penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama bukanlah dengan tidak mengganggu umat lain, melainkan membiarkan umat lain untuk beribadah sesuai dengan syariat agama mereka. Membiarkan = tidak mengganggu mereka = tidak berbaur dengan mereka.

Yang membuat bingung, kok ada ya suatu kaum, mengaku beragama, tapi gak punya ritual peribadahan menyembah tuhan (ingkar sunnah). Sejauh yang saya tau hanya Atheis saja yang tidak mempunyai ritual penyembahan. Itu pun wajar karena mereka tidak beragama. Pada akhirnya, mereka kaum ingkar sunnah ini hanya mengakali dan menipu Allah untuk “membenarkan” kemalasannya saja.

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS An-Nisa: 142)

.

3. Hanya mementingkan kelompok sendiri, sehingga menghambat keharmonisan dalam masyarakat.

Jelas. Seorang muslim harus mementingkan maslahat kelompok agamanya sendiri. Dan bukankah di agama lain juga begitu ya!?

لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu)” (QS. Al Imran: 28)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin bagimu; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim” (QS. Al Maidah: 51)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi auliya bagimu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman” (QS. Al Maidah: 57)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi auliya bagimu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka auliya bagimu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim” (QS. At Taubah: 23)

Dan ada banyak lagi disurat lain yaitu QS. An Nisa: 89, 139, 144, dan QS Al-Maidah:81

4. Berani membunuh atas nama agama, sekalipun pada sesama umat Islam sendiri.

Kalau umat Islamnya melakukan pelanggaran tertentu di tengah-tengah pemerintahan Islam, seperti berzina, membunuh, dan penguasanya menerapkan hukum syariat dengan ketat, ya memang harus di bunuh (oleh pemerintah) atas nama agama (sesuai syarat-syarat dan syariat dalam koridor Islam) . Lain hal kalau yg dibunuh tidak melakukan dosa apa-apa.

Qishâsh (seperti dalam istilah “hutang nyawa dibayar nyawa”) disyariatkan dalam al-Qur‘ân dan Sunnah serta ijmâ’. Di antara dalil dari al-Qur‘ân adalah firman Allah Azza wa Jalla :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى ۖ الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنثَىٰ بِالْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ اعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishâsh berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabbmu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih dan dalam qishâsh itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.

– al-Baqarah/2:178-179

Dia lupa kalau nilai-nilai kemanusiaan itu datangnya ya dari ketuhanan (agama) 😏

Demikian.

The post Syubhat-syubhat Ingkar Sunnah: Merasa Agamanya Paling Benar; Mengutamakan Kelompoknya Seniri appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/10/11/syubhat-syubhat-ingkar-sunnah-merasa-agamanya-paling-benar-mengutamakan-kelompoknya-seniri/feed/ 0
Mengapa Muslim yang Konservatif dan Taat Lebih Menyebalkan Daripada Orang yang Moderat & Liberal dalam Beragama? https://www.assunnah.id/2022/08/09/mengapa-muslim-yang-konservatif-dan-taat-lebih-menyebalkan-daripada-orang-yang-moderat-liberal-dalam-beragama/ https://www.assunnah.id/2022/08/09/mengapa-muslim-yang-konservatif-dan-taat-lebih-menyebalkan-daripada-orang-yang-moderat-liberal-dalam-beragama/#respond Tue, 09 Aug 2022 15:06:04 +0000 https://www.assunnah.id/?p=989 Jika muncul pertanyaan diatas, bagaimana jika saya tanya kembali. Anda yang bertanya ini, atau anda yang merasa sebal kepada orang yang taat beragama, anda ini lebih suka “berjalan” di koridor / jalur yang sudah ditentukan

The post Mengapa Muslim yang Konservatif dan Taat Lebih Menyebalkan Daripada Orang yang Moderat & Liberal dalam Beragama? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Jika muncul pertanyaan diatas, bagaimana jika saya tanya kembali.

Anda yang bertanya ini, atau anda yang merasa sebal kepada orang yang taat beragama, anda ini lebih suka “berjalan” di koridor / jalur yang sudah ditentukan atau tidak? Anda ini taat aturan gak sih?

Kenapa saya bertanya demikian? Karena sangat  jelas, pengendara motor yang lewat di jalur busway kalo di peringatkan pasti ngegas. Orang yang berjudi itu kalau di nasehati pasti ngeyel. Orang yang suka minum minuman keras kalau di suruh stop pasti ngotot.

Kesimpulannya, mereka yang suka melanggar aturan itu pasti dan pasti tidak akan pernah suka kepada orang yang taat aturan dan rajin mengingatkan. Mereka menganggap orang yang taat aturan, lalu mengingatkan kepada orang lain itu sebagai pengganggu.

Jadi, selama anda berada di koridor yang sudah ditentukan, selama anda di jalur yang benar, kalau anda dinasihati pasti bakal santai bawaannya. Kecuali anda memang suka melanggar aturan, pasti kesal kalau ada yang mengingatkan.

Jadi bagaimana, sudah paham dong ya, kenapa orang yang konservatif dan taat beragama itu nyebelin bin njengkelin? Iya, karena anda sedang berada di koridor yang salah. Dan yang salah itu umumnya gak pernah suka di ingatkan, karena mereka sudah terlanjur nyaman sama zona nyamanya mereka.

The post Mengapa Muslim yang Konservatif dan Taat Lebih Menyebalkan Daripada Orang yang Moderat & Liberal dalam Beragama? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/08/09/mengapa-muslim-yang-konservatif-dan-taat-lebih-menyebalkan-daripada-orang-yang-moderat-liberal-dalam-beragama/feed/ 0
Jika QS Thaahaa: 2-4 Allah Tidak Ingin Membuat Susah, Mengapa Syariat Islam Mempersulit Manusia dengan Mengatur Umat Sampai Hal Terkecil? https://www.assunnah.id/2022/07/31/jika-qs-thaahaa-2-4-allah-tidak-ingin-membuat-susah-mengapa-syariat-islam-mempersulit-manusia-dengan-mengatur-umat-sampai-hal-terkecil/ https://www.assunnah.id/2022/07/31/jika-qs-thaahaa-2-4-allah-tidak-ingin-membuat-susah-mengapa-syariat-islam-mempersulit-manusia-dengan-mengatur-umat-sampai-hal-terkecil/#respond Sun, 31 Jul 2022 14:19:10 +0000 https://www.assunnah.id/?p=985 Ada pertanyaan di Quora yang berkata: “Mengapa agama Islam mengatur kehidupan umatnya sampai ke hal kecil seperti masuk/keluar WC dengan mendahulukan kaki kanan-kiri? Bukankah Allah sendiri yang mnegatakan bahwa Islam itu memudahkan?” Jawaban dari pertanyaan

The post Jika QS Thaahaa: 2-4 Allah Tidak Ingin Membuat Susah, Mengapa Syariat Islam Mempersulit Manusia dengan Mengatur Umat Sampai Hal Terkecil? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Ada pertanyaan di Quora yang berkata: “Mengapa agama Islam mengatur kehidupan umatnya sampai ke hal kecil seperti masuk/keluar WC dengan mendahulukan kaki kanan-kiri? Bukankah Allah sendiri yang mnegatakan bahwa Islam itu memudahkan?”

Jawaban dari pertanyaan ini sangat sederhana sekali:

Terus, sulitnya dimana?

Anda masuk WC duluan kaki kiri, keluar kaki kanan duluan. Sulitnya ada dimana? Allah tidak membebani hambanya kecuali pasti kita mampu melakukannya.

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

– QS Al-Baqarah: 286

Kalau nanti sampai di yaumil hisab, anda hitung-hitungan dah tuh sama Allah. Terus anda lihat berapa hitungan pahala anda, hanya dengan melangkahkan kaki saja (kanan/kiri duluan). Niscaya anda akan berkata “Oh iya ya, Islam itu memudahkan. Memudahkan hamba-Nya masuk ke surga. Cuma melangkah doang dapet pahala sekian dan sekian…” masya Allah..

Demikian.

The post Jika QS Thaahaa: 2-4 Allah Tidak Ingin Membuat Susah, Mengapa Syariat Islam Mempersulit Manusia dengan Mengatur Umat Sampai Hal Terkecil? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/07/31/jika-qs-thaahaa-2-4-allah-tidak-ingin-membuat-susah-mengapa-syariat-islam-mempersulit-manusia-dengan-mengatur-umat-sampai-hal-terkecil/feed/ 0
Apakah Tuhan Hanya Delusi? Inilah Bukti Allah itu Ada (Dalil Akal / Logika) https://www.assunnah.id/2022/07/27/apakah-tuhan-hanya-delusi-inilah-bukti-allah-itu-ada-dalil-akal-logika/ https://www.assunnah.id/2022/07/27/apakah-tuhan-hanya-delusi-inilah-bukti-allah-itu-ada-dalil-akal-logika/#respond Wed, 27 Jul 2022 14:11:25 +0000 https://www.assunnah.id/?p=980 Sebagai muslim, kami meyakini bahwa Allah itu ada. Jika ada diantara muslim yang berbuat maksiat maka kami masih bisa menasehati mereka dengan membawa ayat-ayat dalam Alquran. Namun, bagaimana dengan Atheis yang mereka menolak kebenaran Alquran?

The post Apakah Tuhan Hanya Delusi? Inilah Bukti Allah itu Ada (Dalil Akal / Logika) appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Sebagai muslim, kami meyakini bahwa Allah itu ada. Jika ada diantara muslim yang berbuat maksiat maka kami masih bisa menasehati mereka dengan membawa ayat-ayat dalam Alquran. Namun, bagaimana dengan Atheis yang mereka menolak kebenaran Alquran?

Dalam hal ini, bisa dibilang membawa ayat-ayat Alquran untuk berhadapan dengan Atheis adalah percuma, karena mereka pasti akan menolak argumen kita. Alasannya sederhana, mereka tidak beriman pada Alquran dan tidak mempercayai kebenaran firman-firman Allah di dalamnya. Untuk itu, dibawah ini adalah salah satu dalil aqli (akal atau logika) yang membuktikan bahwa tuhan itu ada, dan bukanlah delusi.

Apakah Tuhan hanya delusi?

Kalau tuhan hanya delusi, niscaya dirimu, saya, dan yang bertanya seperti ini tidak akan ada di Bumi ini. Termasuk saya, seluruh manusia dibumi bahkan termasuk semesta alam.

Jadi begini, kalau misalkan kamu menemukan suatu benda asing. Benda ini tampak seperti dibuat dengan bentuk yang terstruktur, tapi tidak mungkin dibuat teknologi manusia sekarang ini. Didalamnya terdapat mekanisme yang sangat tidak menggambarkan kalau itu dibuat oleh alam melalui proses berjuta tahun. Ada semacam gear, chain, display, dll. Saya tidak bisa menggambarkan bentuknya, tapi anggaplah seperti ini:

apakah tuhan hanya delusi

Jika kamu menemukan benda asing tersebut, bagaimana akalmu menalarnya? Apakah benda itu dibuat oleh alam? Atau merupakan pecahan dari asteroid/meteor? Atau mungkin benda itu ada secara tiba-tiba begitu saja?

Saya tebak, anda pasti akan berfikir “benda ini pasti ada yang membuatnya“.

Pertanyaannya, siapa yang membuatnya? Kebanyakan orang berkata “alien”.

Lalu kalau kita ganti peran subjeknya (yaitu kamu) menjadi alien yang belum pernah melihat manusia, dan kita ganti objek benda asing tersebut dengan “manusia”.

Hei, kita lihat. Manusia memiliki sistem tubuh yang kompleks, dengan mekanisme yang luar biasa. Ada urat-urat, tulang, saraf, sel darah, dan mampu memperbaiki “kerusakannya” sendiri. Memiliki semacam sensor-sensor yang membuatnya bisa melihat, merekamnya di kepala, mampu menangkap gelombang suara.

Jika kamu adalah seorang “alien” dengan kecerdasan tinggi, mimimal seperti sekarang ini. Apakah kamu akan berfikir kalau benda (manusia) itu dibuat oleh alam? Atau merupakan pecahan dari asteroid/meteor? Atau mungkin benda itu ada begitu saja secara tiba-tiba?

Saya katakan, anda seharusnya berkata “benda ini pasti ada yang membuatnya“.

Saya menyebut “sesuatu” yang membuat manusia itu adalah “Allah” subhanahu wa ta’ala.

Demikian.

The post Apakah Tuhan Hanya Delusi? Inilah Bukti Allah itu Ada (Dalil Akal / Logika) appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/07/27/apakah-tuhan-hanya-delusi-inilah-bukti-allah-itu-ada-dalil-akal-logika/feed/ 0
QS Al-Qiyamah Tegas Membantah Pemahaman Quranis (Ingkar Sunnah) https://www.assunnah.id/2022/05/04/qs-al-qiyamah-tegas-membantah-pemahaman-quranis-ingkar-sunnah/ https://www.assunnah.id/2022/05/04/qs-al-qiyamah-tegas-membantah-pemahaman-quranis-ingkar-sunnah/#respond Wed, 04 May 2022 10:08:32 +0000 https://www.assunnah.id/?p=975 Ini akan menjadi jawaban yang jelas, telak, dan dengan dalil yang kuat yang membantah pemahaman keliru dari Ingkar sunnah yang menolak hadits sebagai landasan dalam Islam. Ilmu ini tentu saja datang dari Allah subhanahu wa

The post QS Al-Qiyamah Tegas Membantah Pemahaman Quranis (Ingkar Sunnah) appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Ini akan menjadi jawaban yang jelas, telak, dan dengan dalil yang kuat yang membantah pemahaman keliru dari Ingkar sunnah yang menolak hadits sebagai landasan dalam Islam. Ilmu ini tentu saja datang dari Allah subhanahu wa ta’ala. Dan saya hanya menyampaikan sesuai apa yang datang dari-Nya.

Seperti yang kita kitahui bahwa Allah mewahyukan Alquran kepada umat manusia, sebagai kitab, sebagai pedoman.

Namun disamping Alquran, ada pula Hadits-Hadits yang bersumber dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, yang kemudian diwariskan / diriwayatkan oleh para sahabat. Hadits-Hadits ini adalah penjelasan dari apa yang telah Allah firmankan dalam Alquran, meski kaum Quranis atau Ingkar sunnah menolak Hadits-Hadits ini dengan alasan imam Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dkk lahir SEKIAN RATUS TAHUN setelah Rasulullah ﷺ.

Padahal disamping Alquran, Allah juga mewahyukan penjelasan Alquran kepada nabinya, yang disampaikan Agar umat Muhammad ﷺ memahami Alquran sesuai dengan apa yang di pahami oleh nabinya dari Allah, sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kedalam hati Muhammad ﷺ. Bukannya sesuai akal ingkar sunnah yang lahir SEKIAN RIBU TAHUN setelah kenabian Muhammad yang menafsirkan Alquran sesuai “akal-akalan” mereka.

Karena apa? Karena akal manusia antara satu dengan lainnya dalam memahami satu hal pasti berbeda-beda. Bagi mereka yang sudah banyak berinteraksi dengan kaum ini, sudah bukan rahasia lagi bahwa antara satu individu ingkar sunnah dengan individu ingkar sunnah lainnya, dalam memahami satu ayat Alquran akan memiliki banyak penafsiran yang berbeda-beda, nyeleneh, bahkan bisa bertolak belakang dan membuat kontradiksi antara satu ayat dengan ayat lainnya, dan dengan sifat-sifat Allah. Itu sebagai akibat dari menyandarkan tafsir Alquran kepada otak manusia (yang berbeda-beda penalaran dan kemampuan berfikirnya) yang jaraknya 1400 tahun kemudian, bukan kepada penjelasan Muhammad ﷺ yang mendapat penjelasan langsung dari Tuhannya.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran QS Al-Qiyamah:

لَا تُحَرِّكْ بِهِۦ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِۦٓ

16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُۥ وَقُرْءَانَهُۥ

17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.

فَإِذَا قَرَأْنَٰهُ فَٱتَّبِعْ قُرْءَانَهُۥ

18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُۥ

19. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.

Ayat diatas (QS Al-Qiyamah:19) adalah dalil yang sangat jelas dan tegas, bahwa disamping mewahyukan Al-quran, Allah juga mendampingi kitabnya dengan penjelasan yang penjelasan ini diberikan kepada Rasulullah Muhammad ﷺ.

Kemudian setelah Allah memberikan dan menanamkan penjelasan itu kedalam hati beliau, maka penjelasan inilah yang kemudian beliau jelaskan kembali kepada para sahabat, kepada manusia. Sebagaimana Allah berfirman:

بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلزُّبُرِ ۗ وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Kami turunkan adz-Dzikra (Alquran) kepadamu (Muhammad), agar engkau menjelaskan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (yakni Al-Qur’an) dan agar mereka memikirkan.” (QS An-Nahl: 44)

Karena Allah sudah menjelaskannya atau memberikan penjelasan tentang (isi) Alquran kepada nabinya, seharusnya penjelasan/penafsiran Allah & Nabi Muhammad ﷺ inilah yang harus kita pegang. Bukan penafsiran orang-orang Ingkar sunnah. Ahlus sunnah dalam hal ini, sudah berupaya berpegang pada penafsiran Allah melalui Hadits-Hadits yang merupakan riwayat tentang Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam menjelaskan Alquran kepada sahabatnya. Inilah yang tidak dimiliki oleh Ingkar sunnah karena mereka sudah menafikan Hadits.

Jadi, jangan heran kalau anda melihat terlalu banyak penjelasan yang beraneka ragam antara satu ingkar sunnah dengan ingkar sunnah lainnya, dalam menafsirkan satu ayat. Karena mereka dalam menafsirkan Alquran menyandarkan penjelasannya kepada akal mereka masing-masing, ada pula yang menyandarkan kepada syariat/kitab agama lain, kepada metodologi agama lain, dan bahkan ada pula yang menyandarkan pada tradisi budaya di suatu tempat. Misal, satu orang berkata besaran zakat harus ngikut “persepuluhan” menurut kitab umat nasrani, sementara lainnya menafsirkan besaran zakat itu sukarela.

Of course Ahlus sunnah juga memiliki beberapa penafsiran yang berbeda pada satu ayat, tapi biasanya penafsiran yang berbeda lantaran satu ayat tersebut memiliki 2 atau lebih hadits penjelas. Dengan kata lain, tidak masalah selama memiliki landasan dalil, Ahlus sunnah mengikuti mana dalil penjelas yang menurutnya lebih kuat.

Tambahan:
Dari sini kita juga bisa bandingkan bahwa pemahaman Ahlus sunnah lebih masuk akal, karena dalam berdakwah dan menjalani hidup, sepanjang hidup beliau, Rasulullah ﷺ disamping menyampaikan Alquran, beliau juga menjelaskannya kepada para sahabat, dan beliau menjadi role model (contoh hidup) dari Alquran dan penjelasan yang beliau sampaikan.

Berbeda dengan penalaran ingkar sunnah, yang meyakini bahwa sepanjang hidup Rasulullah ﷺ yang disampaikan hanya Alquran, menafikan fakta bahwa disamping sebagai nabi, Muhammad ﷺ juga manusia biasa yang pasti berinteraksi dengan orang lain, berkomunikasi, bercanda dengan istrinya, sahabatnya, dsb.

Atau ingkar sunnah mungkin mereka berfikir bahwa Rasulullah saat bercanda dengan istrinya yang keluar dari mulut beliau hanya ayat Al-quran, perang pun yang keluar ayat Al-quran, bahkan saat melakukan perjanjian Hudaibiyah, juga saat menulis surat kepada raja-raja dunia untuk beriman kepada Allah surat tsb isinya ayat Alquran. Tentu saja, pemahaman ini keliru karena Allah sendiri berfirman bahwa Allah melarang menjadikan ayat-ayat Allah sebagai candaan dan senda gurau (QS At-Taubah 65-66). Juga, faktanya surat yang beliau kirimkan kepada raja-raja dunia masih ada sampai sekarang[1] dan isinya bukanlah ayat.

وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اِنَّمَا كُنَّا نَخُوْضُ وَنَلْعَبُۗ قُلْ اَبِاللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ وَرَسُوْلِهٖ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS At-Taubah: 65)

لَا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ ۗ اِنْ نَّعْفُ عَنْ طَاۤىِٕفَةٍ مِّنْكُمْ نُعَذِّبْ طَاۤىِٕفَةً ۢ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَ

Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (selalu) berbuat dosa. (QS At-Taubah: 65)

Demikian, semoga Allah memberi hidayah kepada semuanya.

Footnote:
[1] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Surat-surat_Muhammad_untuk_kepala_negara

The post QS Al-Qiyamah Tegas Membantah Pemahaman Quranis (Ingkar Sunnah) appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/05/04/qs-al-qiyamah-tegas-membantah-pemahaman-quranis-ingkar-sunnah/feed/ 0
Bagaimana Kamu Bisa Seyakin itu dengan agama Islam? https://www.assunnah.id/2022/04/01/bagaimana-kamu-bisa-seyakin-itu-dengan-agama-islam/ https://www.assunnah.id/2022/04/01/bagaimana-kamu-bisa-seyakin-itu-dengan-agama-islam/#respond Fri, 01 Apr 2022 12:39:57 +0000 https://www.assunnah.id/?p=970 Kalau kita menemukan mobil yang hebat terparkir di pinggir jalan, dengan mesin nya, display, fitur-fitur, sensor dan teknologi. Katakanlah mobil Tesla, bagaimana pendapatmu? Salah satunya mungkin akan berkata “wah, hebat ini yang rancang. Bisa bikin

The post Bagaimana Kamu Bisa Seyakin itu dengan agama Islam? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
Kalau kita menemukan mobil yang hebat terparkir di pinggir jalan, dengan mesin nya, display, fitur-fitur, sensor dan teknologi. Katakanlah mobil Tesla, bagaimana pendapatmu?

Salah satunya mungkin akan berkata “wah, hebat ini yang rancang. Bisa bikin sistem sehebat ini.”

Lalu kalau ada seorang ahli syair dengan keilmuan sastranya, menemukan sebuah buku yang isinya tertulis seperti syair, namun bukan syair. Tapi membacanya benar-benar menemukan sebuah keindahan, bagaimana kamu akan menanggapinya?

Jelas, anda tak akan pernah berfikir buku itu akan dibawa pertama kali oleh seorang yang bahkan tak bisa membaca dan menulis. Namun buku itu, yang pertama kali dibawa oleh seorang yang buta huruf, nyatanya bisa mempengaruhi sekitar 1,9 miliar orang di dunia.

Itulah Alquran, yang datang dari seorang bernama Muhammad, tak mampu baca tulis. Jika kita sekarang berada di era sosmed, musik, dsb, maka kitab ini datang di masa-masa dimana syair menjadi salah satu media penyebar informasi dan merupakan sebuah “seni” yang luar biasa. Nyatanya, Alquran bukan syair, tapi memiliki penyusunan bahasa yang luar biasa indah. dan ini sudah di akui oleh ahli syair masa lampau saat dimana Islam belum seperti sekarang. Tak sedikit ahli syair yang mencoba menulis syair yang bisa menandingi Alquran, tapi mereka tak sanggup. Dan tantangan ini terus berjalan sampai sekarang.

Jika anda seorang muslim, anda pasti sudah mendengar keindahan Alquran. Tapi jika anda non-muslim, pernahkah anda mendengarkan bacaan-bacaan Alquran dari para kaum muslimin yang ahli dalam membaca alquran?

The post Bagaimana Kamu Bisa Seyakin itu dengan agama Islam? appeared first on Assunnah.ID.

]]>
https://www.assunnah.id/2022/04/01/bagaimana-kamu-bisa-seyakin-itu-dengan-agama-islam/feed/ 0